dan umat-Ku, yang atasnya nama-Ku disebut, merendahkan diri, berdoa dan mencari wajah-Ku, lalu berbalik dari jalan-jalannya yang jahat, maka Aku akan mendengar dari sorga dan mengampuni dosa mereka, serta memulihkan negeri mereka.
Sekarang mata-Ku terbuka dan telinga-Ku menaruh perhatian kepada doa dari tempat ini.
Sekarang telah Kupilih dan Kukuduskan rumah ini, supaya nama-Ku tinggal di situ untuk selama-lamanya, maka mata-Ku dan hati-Ku akan ada di situ sepanjang masa.
( II tawarikh 7:14-16 )

Senin, 25 April 2011

TAAT: Harus Dalam Tindakan Nyata

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 25 April 2011


Baca:  Yakobus 2:14-26

"Bukankah Abraham, bapa kita, dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya, ketika ia mempersembahkan Ishak, anaknya, di atas mezbah?"   Yakobus 2:21

Ketaatan baru disebut sebagai ketaatan sampai hal itu diwujudkan dalam sebuah tindakan nyata, bukan hanya melalui perkataan atau pikiran saja!  Yakobus menegaskan,  "Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati."  (ayat 17).  Abraham kembali dijadikan contoh tentang figur orang yang benar-benar hidup dalam ketaatan.  Abraham tidak hanya taat dan percaya secara pikiran dan kemauan tapi ia juga mempraktekkannya, dan karena ketaatannya itu kehidupan Abraham menjadi berkat bagi bangsa-bangsa.

     Rasul Paulus mengatakan,  "Dan oleh sebab kamu telah tahan uji dalam pelayanan itu, mereka memuliakan Allah karena ketaatan kamu dalam pengakuan akan Injil Kristus dan karena kemurahan hatimu dalam membagikan segala sesuatu dengan mereka dan dengan semua orang,"  (2 Korintus 9:13).  Ketika ketaatan seseorang diwujudkan melalui tindakan nyata, hal ini dapat dilihat dan dirasakan oleh orang lain sehingga nama Tuhan dipermuliakan melalui kehidupan orang tersebut.  Ketaatan yang diwujudkan dalam tindakan nyata akan memiliki kekuatan dan berdampak kuat untuk membawa orang lain kepada Tuhan.

     Bagaimana bisa menjadi orang yang taat?  Kita harus mempertajam pendengaran kita dan melatih diri untuk banyak mendengar seperti yang dikatakan oleh Yesaya,  "Setiap pagi Ia mempertajam pendengaranku untuk mendengar seperti seorang murid."  (Yesaya 50:4b).  Kita tidak mungkin bisa menjadi orang yang taat jika kita tidak belajar untuk mendengar.  Ketika kita mendengar firman Tuhan mulailah tumbuh iman di hati kita dan kemudian kita melangkan dalam ketaatan.  Tapi masih banyak di antara kita yang tidak sungguh-sungguh hidup dalam ketaatan:  datang ke gereja bukan karena taat tapi karena sungkan ditelponi terus oleh Gembala sidangnya, dan sebagainya.

     Ingat, ketaatan itu harus jelas.  Mulai mendengar terlebih dahulu, sehingga kita mengerti apa yang Tuhan kehendaki, lalu kita bertindak dengan iman.  Itulah sebabnya firman Tuhan berkali-kali menasihatkan sebagaimana disampaikan kepada ketujuh sidang jemaat di kitab Wahyu,  "Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh..."  (2:7)

Ketaatan tanpa disertai tindakan nyata sama dengan ketidaktaatan!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar