dan umat-Ku, yang atasnya nama-Ku disebut, merendahkan diri, berdoa dan mencari wajah-Ku, lalu berbalik dari jalan-jalannya yang jahat, maka Aku akan mendengar dari sorga dan mengampuni dosa mereka, serta memulihkan negeri mereka.
Sekarang mata-Ku terbuka dan telinga-Ku menaruh perhatian kepada doa dari tempat ini.
Sekarang telah Kupilih dan Kukuduskan rumah ini, supaya nama-Ku tinggal di situ untuk selama-lamanya, maka mata-Ku dan hati-Ku akan ada di situ sepanjang masa.
( II tawarikh 7:14-16 )

Kamis, 31 Maret 2011

Allah Peduli

Posted on by saatteduh

- Diambil dari Renungan Gereja Kristen Yesus Jemaat Green Ville -

Bacaan Alkitab hari ini: 2 Raja-raja 6
Allah peduli dengan siapa saja yang berharap kepada-Nya. Allah peduli terhadap murid Elisa yang miskin (sehingga untuk sebuah kapak saja dia harus pinjam kepada orang lain). Peristiwa itu menunjukkan kepedulian Allah terhadap diri kita.

Rumah yang ditempati rombongan nabi terlalu sesak dan tidak nyaman untuk hidup bersama (6:1) karena murid Elisa semakin lama semakin banyak. Elisa bersama murid-muridnya pergi mengambil balok dari pohon-pohon di tepi sungai Yordan sebagai bahan dasar untuk bangunan rumah mereka. Ketika seorang murid Elisa sedang menebang sebatang pohon, jatuhlah mata kapaknya ke dalam air. Kemudian Elisa melemparkan sepotong kayu, maka mata kapak itu timbul dan murid itu dapat mengambilnya (6:6-7) serta mengembalikan kapak itu kepada pemiliknya.
Peristiwa mengenai kapak pinjaman yang tenggelam di sungai Yordan (6:1-7) merupakan peristiwa sederhana yang diapit oleh dua peristiwa besar, yaitu peristiwa penyembuhan Naaman, panglima raja Aram yang berpenyakit kusta (pasal 5), dengan peristiwa peperangan Israel melawan bangsa Aram (6:8-23). Mengapa peristiwa sederhana seperti itu dicatat dalam Kitab Suci? Jawabannya adalah karena Allah peduli terhadap orang kecil dan sederhana yang membutuhkan pertolongan-Nya.
Allah mempedulikan Anda. Siapa pun Anda, bila Anda berseru kepada-Nya saat Anda merasa tidak berdaya dan menemui jalan buntu, Allah akan mendengarkan keluh kesah Anda. Anda akan dikuatkan dalam menghadapi pergumulan dan Anda akan menemukan jalan keluar yang tepat pada waktunya sesuai dengan rencana-Nya yang kekal. Berharaplah terus kepada-Nya, maka Anda akan dipuaskan. [Souw]

Roma 8:28
“Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.”

Rabu, 30 Maret 2011

PERHATIKAN DAN AWASILAH HIDUPMU!

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 30 Maret 2011

Baca:  1 Timotius 4:11-16


"Awasilah dirimu sendiri dan awasilah ajaranmu.  Bertekunlah dalam semuanya itu, karena dengan berbuat demikian engkau akan menyelamatkan dirimu dan semua orang yang mendengar engkau."  1 Timotius 4:16

Kata awas berarti suatu peringatan agar kita berhati-hati.  Bukankah kita sering menjumpai kata-kata peringatan semacam ini tertulis di mana-mana?  Di jalan raya misalnya:  "Awas ada tikungan;  Awas ada perbaikan jalan;  Awas banyak anak sekolah" dan sebagainya.  Ada pula yang lebih ekstrem lagi,  "Awas ada anjing galak!".  Itu semua berarti kita harus memperhatikan peringatan ini dengan sungguh, sebab bila kita melanggarnya pasti sangat membahayakan diri sendiri dan juga orang lain.

     Firman Tuhan menasihati agar kita mengawasi diri sendiri terlebih dahulu, bukan orang lain.  Memang, pekerjaan yang mudah adalah kita mengawasi, mengamat-amati, menilai, mengoreksi kelemahan serta menghakimi orang lain.  Sebaliknya untuk mengawasi diri sendiri atau bercermin pada diri sendiri tidak semua orang mau melakukannya.  Tetapi rasul Paulus mengingatkan demikian,  "Baiklah tiap-tiap orang menguji pekerjaannya sendiri;  maka ia boleh bermegah melihat keadaannya sendiri dan bukan melihat keadaan orang lain."  (Galatia 6:4).

     Berdasarkan ayat nas di atas ada 2 hal yang harus kita awasi:  diri kita sendiri dan juga ajaran yang kita terima.  Apa saja itu?  Paulus berkata,  "Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu."  (1 Timotius 4:12b).  Bagaimana dengan perkataan kita?  Yang kita perkatakan menunjukkan siapa kita.  Kata-kata firman yang membangun, menguatkan dan memberkati orang lain, ataukah kata-kata sia-sia yang terlontar (umpatan, kutuk dan sebagainya).  Bagaimana dengan tingkah laku kita?  Apakah selama ini tingkah laku kita sudah sesuai dengan firman Tuhan atau malah jadi batu sandungan bagi orang lain?  Begitu pula dalam hal kasih, kesetiaan dan juga kesucian.  Kalau kehidupan kita sudah baik dan berkenan kepada Tuhan barulah kita boleh mengawasi orang lain!  Sedangkan hal ajaran berbicara tentang apa pun yang kita terima dan dengar, apakah firman Tuhan atau ajaran-ajaran lain.  Akhir-akhir ini banyak sekali ajaran-ajaran yang menyesatkan.  Bila kita tidak berakar kuat di dalam firman Tuhan, kita akan mudah tersesat. 

Mari kita koreksi hidup kita, supaya hidup kita menjadi teladan!

Selasa, 29 Maret 2011

MENABUR DENGAN SUKACITA, MENUAI YANG BAIK

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 29 Maret 2011

Baca:  2 Korintus 9:6-15
"Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita."  2 Korintus 9:7

Setiap orang yang menanam benih pasti berharap pada saatnya ia akan mendapatkan panenan.  Tapi seringkali terjadi kita menanam benih yang baik, tetapi mengapa hasil panen kita menjadi berasa masam?  Ini seperti tertulis:  "Apatah lagi yang harus diperbuat untuk kebun anggur-Ku itu, yang belum Kuperbuat kepadanya?  Aku menanti supaya dihasilkannya buah anggur yang baik, mengapa yang dihasilkannya hanya buah anggur yang asam?"  (Yesaya 5:4).  Jika demikian halnya, adakah yang salah dengan taburan kita?  Mungkin kita berkata,  "Aku sudah banyak menolong orang lain;  aku jadi donatur pembangunan gereja.",  dan lain-lain.  Sedikit motivasi kita saat menanam atau menabur benih tersebut!

     Kalau kita menabur dengan hati yang tidak baik:  bersungut-sungut, sedih hati, terpaksa dan memiliki motivasi yang salah, hasil tuaian kita juga tidak baik.  Sikap hati kita saat menabur adalah penentu bagi benih yang kita taburkan.  Seorang janda miskin memberikan dua peser uangnya ke dalam peti persembahan dan persembahannya itu menyenangkan hati Tuhan.  Memang jumlah benih yang ditabur janda itu sangat sedikit jika dibandingkan dengan persembahan orang kaya, tapi ia memberinya dengan sepenuh hati dan dari seluruh nafkahnya.  Benih yang baik, hati yang baik dan motivasi yang baik akan menghasilkan tuaian yang baik pula.  Banyak orang Kristen yang ingin diberkati melimpah tapi tidak mau menabur dan suka menunda-nunda waktu untuk menabur dengan berkata,  "Penghasilanku pas-pasan, aku belum bisa memberi;  aku belum digerakkan oleh Roh Kudus."  dan sebagainya.  Itu hanyalah alasan bagi orang-orang yang tidak mau menabur atau sengaja menghindarkan diri dari hukum menabur.

     Orang yang malas menabur jangan pernah berharap tuaian!  Apabila kita ingin menanam atau menabur, milikilah hati yang baik.  Setiap kita pasti tidak ingin menuai buah yang masam, bukan?  Penabur benih yang baik pada saatnya akan menuai hasil yang baik pula.

"Muliakanlah Tuhan dengan hartamu dan dengan hasil pertama dari segala penghasilanmu, maka lumbung-lumbungmu akan diisi penuh sampai melimpah-limpah, dan bejana pemerahanmu akan meluap dengan air buah anggurnya."  Amsal 3:9-10

Sabtu, 26 Maret 2011

Keberuntungan

Diambil dari bacaan e-RH (www.renunganharian.net)

Baca: Yeremia 32:36-44
Ayat Mas: Sebab beginilah firman TUHAN: Seperti Aku mendatangkan kepada bangsa ini segenap malapetaka yang hebat ini, demikianlah Aku mendatangkan ke atas mereka keberuntungan yang Kujanjikan kepada mereka. Yeremia 32:42

Bacaan Alkitab Setahun: Daniel 7-9

Banyak orang rela membayar mahal untuk mendapat nomor cantik bagi telepon atau plat mobilnya. Nomor cantik disukai karena unik dan mudah diingat, tetapi ada pula yang meyakini nomor itu bisa membawa keberuntungan! Seorang pria di Hongkong rela membayar lebih dari lima ratus juta rupiah untuk membeli plat mobil bernomor CCUE (baca: see see you yee). Dalam bahasa Kanton, kata-kata itu berarti “semua berjalan menurut keinginan seseorang”. Pemiliknya percaya, jika mengendarai mobil berplat nomor itu, keberuntungan menyertainya ke mana pun ia pergi. Alkitab menyaksikan bahwa keberuntungan datang bukan dari nomor, barang, atau situasi tertentu. Tidak ada hari baik atau hari buruk. Waktu kota Yerusalem hancur karena perang, kelaparan, dan penyakit (ayat 36), Tuhan menegaskan semua itu terjadi bukan karena mereka tertimpa nasib sial, melainkan karena Tuhan murka. Umat tidak lagi hidup taat kepada Tuhan (ayat 37). Tuhan berjanji kelak mereka akan diberi hati yang takut akan Tuhan (ayat 40). Jika umat kembali taat, pasti keberuntungan akan datang (ayat 42). Pemulihan terjadi. Tanah tandus akan menjadi ladang subur yang diperebutkan orang (ayat 43,44). Apa yang tadinya merugikan bisa diubah Tuhan jadi menguntungkan! Masihkah Anda percaya bahwa benda tertentu—semisal: roti atau air anggur perjamuan, bisa membawa keberuntungan? Masihkah Anda mencari “hari baik” saat hendak menentukan hari pernikahan? Di dalam Kristus, tidak ada hari yang layak disebut hari buruk atau nasib sial. Jika kita taat pada Tuhan, setiap hari adalah hari keberuntungan!

Keberuntungan ada di tangan Tuhan kita; tersedia bagi mereka yang menggenggam tangan-Nya

Kamis, 24 Maret 2011

SUKA MEMBERI ATAU SUKA MENERIMA?

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 24 Maret 2011

Baca:  2 Korintus 9:6-15

"Orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit juga, dan orang yang menabur banyak, akan menuai banyak juga."  2 Korintus 9:6

Memiliki kasih dan suka memberi adalah karakter yang harus dimiliki oleh setiap orang percaya.  Jika ada orang Kristen yang tidak punya kasih, pelit dan tidak suka memberi berarti belum melakukan kehendak Tuhan, padahal firmanNya jelas menyatakan,  "Berilah dan kamu akan diberi:  suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncang dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu. Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu."  (Lukas 6:38)

     Orang Kristen yang tidak punya kasih dan tidak pernah memberi kepada orang lain tak ada bedanya dengan keberadaan Laut Mati.  Laut Mati adalah danau atau laut yang airnya tidak dapat diminum karena telah terkontaminasi dan berbau busuk. Kandungan garam di Laut Mati sangat tinggi dan bisa dikatakan bahwa Laut Mati adalah salah satu lingkungan yang paling tidak ramah di dunia.  Ikan-ikan tidak dapat bertahan hidup di sana.  Secara geografis Laut Mati dialiri oleh sungai Yordan yang bermuara ke laut ini, namun tidak seperti danau lain, Laut Mati tidak memiliki saluran ke luar;  laut ini hanya terus menampung air sungai sehingga semua air segar yang mengalir ke dalamnhya lambat laun menjadi busuk.

     Itulah gambaran yang tepat mengenai orang yang hidup mementingkan diri sendiri;  orang yang selalu mengharapkan untuk diberi tetapi tidak suka memberi.  Bila kita hanya suka menerima, selalu mengambil tetapi tidak pernah memberi, lama-kelamaan kehidupan kita akan berbau busuk:  masam, egois, tidak menyenangkan dan selalu berpikiran negatif terhadap orang lain.  Itu adalah dampak dari tidak adanya hal yang mengalir keluar dari dirinya.  Dunia berprinsip bahwa untuk menjadi kaya atau cara memperoleh harta adalah dengan menghemat sedemikian rupa dan menerima.  Sedangkan prinsip firman Tuhan adalah kebalikannya.  Di dalam Kerajaan Allah justru orang yang diberkati adalah orang yang menyebar dan menabur hartanya.  Tertulis:  "Ada yang menyebar harta, tetapi bertambah kaya, ada yang menghemat secara luar biasa, namun selalu berkekurangan."  (Amsal 11:24) dan  "Orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit juga, dan orang yang menabur banyak, akan menuai banyak juga."  (2 Korintus 9:6).  Tuhan menciptakan kita untuk menjadi seperti sungai yang terus-menerus mengalir.

Janji Tuhan itu unik, ia hanya dapat dipahami apabila dipraktekkan.

Rabu, 23 Maret 2011

BERKAT SEBAGAI ANAK-ANAK ALLAH

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 23 Maret 2011  

Baca:  Galatia 4:1-11

"Jadi kamu bukan lagi hamba, melainkan anak;  jikalau kamu anak, maka kamu juga adalah ahli-ahli waris, oleh Allah."  Galatia 4:7

Kita sering membaca berita di koran dan melihat tayangan di televisi kasus ibu yang tega membuang bayinya sendiri di tong sampah atau kardus.  Kok bisa ya?  Beruntung jika bayi yang dibuang itu ditemukan orang dalam keadaan hidup;  jika tidak?  Dan biasanya bayi-bayi tersebut akan diserahkan ke panti-panti asuhan anak untuk diasuh.  Adalah berbahagia jika ada orangtua asuh yang mengadopsi atau mengangkatnya sebagai anak.

     Musa adalah anak yang dilahirkan oleh orangtua Israel pada masa pemerintahan Firaun.  Suatu masa yang sangat sulit di mana bangsa Israel sedang berada dalam penindasan bangsa lain yaitu Mesir.  Pada waktu itu Firaun juga membuat perintah yang benar-benar di luar batas kemanusiaan yaitu agar semua bayi laki-laki Israel dibunuh.  Itulah sebabnya Yokhebed, ibu Musa, memikirkan rencana bagaimana menyelamatkan bayinya.  Bayi Musa itu pun dihanyutkan ke sungai dalam sebuah keranjang, dan akhirnya puteri Firaun mengambil Musa kecil itu dan mengangkatnya sebagai anak.  Lalu, puteri Firaun memberikan bayi alaki-laki itu kepada Yokhebed untuk disusui.  Dua wanita (puteri Firaun dan Yokhebed) dipakai Tuhan untuk menyelamatkan hidup Musa.

     Sebagai orang percaya, Alkitab berkali-kali menegaskan bahwa kita telah diangkat sebagai anak-anak Allah sehingga kita dapat berseru kepada Allah dan memanggil Dia,  "Abba, Bapa!".  (Baca Roma 8:15).  Kita yang dahulu hidup dalam perbudakan dosa kini telah dibebaskan melalui pembenaran dalam karya kudus Kristus di kayu salib.  Kita dinyatakan benar oleh pengorbanan Kristus sehingga Allah mengangkat kita menjadi anak-anakNya.  Secara Alkitabiah, pengangkatan anak adalah tindakan Allah di mana seseorang yang telah diperbaharui Roh Kudus diubah dan dibenarkan, kemudian dipindahkan ke dalam persekutuan orang yang ditebus dalam keluarga Allah.  Sebagai anak Allah banyak sekali berkat tak terbatas yang menjadi bagian kita tidak hanya di waktu sekarang, tetapi juga untuk waktu yang akan datang ketika Kristus kembali, di mana kita akan memerintah bersamaNya sebagai ahli waris Kerajaan Allah.

Karena status sebagai anak, kita pun beroleh kasih karunia Tuhan dan berhak mendapatkan pertolongan ketika kita membutuhkan;  Bapa juga bernjanji tidak akan meninggalkan atau mengabaikan kita (baca Ratapan 3:31-32).

Selasa, 22 Maret 2011

LAKUKAN SEGALA SESUATU DENGAN SEPENUH HATI

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 22 Maret 2011

Baca:  Kolose 3:23-25 

"Apa pun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia."  Kolose 3:23

Ayat nas di atas menasihatkan agar kita melakukan segala sesuatu dengan sepenuh hati, baik itu pekerjaan, pelayanan, studi, hidup berkeluarga, ibadah dan sebagainya, bukan dengan keluh kesah, gerutu atau persungutan.  Di tempat kerja ada saja hal yang kita keluhkan, mulai gaji, job description yang tidak jelas, si bos yang bertindak semena-mena dan sebagainya.  Akibatnya kita pun mengerjakan setiap tugas atau pekerjaan kita tidak dengan sepenuh hati alias nggrundel (bahasa Jawa) dalam hati, artinya bersungut-sungut.  Begitu juga dalam hal pelayanan, kita pun melakukannya sebagai hal yang rutin, biasa-biasa saja tanpa semangat. Sesungguhnya Tuhan Yesus telah memberikan teladan bagi umatNya bagaimana Ia melakukan segala sesuatu dengan sepenuh hati.  Apa pun yang menjadi kehendak Bapa dikerjakanNya dengan sepenuh hati meski harus melewati segala penderitaan yang hebat, bahkan sampai harus mati di kayu salib.

     Kalau hari ini kita diingatkan oleh firman untuk melakukan seperti yang telah Yesus lakukan dan ajarkan itu berarti kita juga harus melakukannya dengan sepenuh hati, sebab  "Barangsiapa mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup."  (1 Yohanes 2:6).  Renungkanlah:  kalau dalam kehidupan ini kita tidak menghasilkan buah dari apa yang kita lakukan, bisa jadi karena kita melakukannya tidak dengan sepenuh hati.  Bila kita melakukan banyak hal tidak dengan sepenuh hati, maka hasil yang kita dapatkan pun tidak akan bisa maksimal.

    Mari kita koreksi diri kita masing-masing:  sudahkah kita melayani Tuhan dengan sepenuh hati?  Ketika memuji dan menyembah Tuhan apakah kita melakukannya dengan sepenuh hati?  Jangan pernah merasa bahwa pelayanan dan ibadah yang kita lakukan selama ini sudah lebih dari cukup, atau kita merasa sudah cukup rajin dan setia mengiring Tuhan.  Yang dinilai Tuhan bukanlah aktivitas yang terlihat dengan kasat mata tetapi Ia melihat hati kita;  kesepenuhhatian kita ketika melayani Dia, itulah yang dikenan Tuhan.  Ada upah yang disediakan Tuhan bagi orang-orang yang melayani Tuhan dengan sepenuh hati.  Contoh:  Kaleb, mengalami penggenapan janji Tuhan dalam hidupnya meski perlu waktu selama 45 tahun.

Kita pun harus percaya bahwa janji firman Tuhan pasti digenapi, dan saat menantikan Tuhan itulah kita harus mengerjakan bagian kita dengan sepenuh hati.

Sabtu, 19 Maret 2011

MENGALAHKAN PENCOBAAN: Perkatakan Firman (1)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 19 Maret 2011  

Baca:  Matius 4:1-11  

"Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari firman yang keluar dari mulut Allah."  Matius 4:4

Selagi kita masih hidup di bumi ini kita harus siap menghadapi masalah demi masalah.  Daud berkata,  "Masa hidup kami tujuh puluh tahun dan jika kami kuat, delapan puluh tahun, dan kebanggaannya adalah kesukaran dan penderitaan;  sebab berlalunya buru-buru, dan kami melayang lenyap."  (Mazmur 90:10).  Jadi kesukaran dan penderitaan adalah bagian dari kehidupan manusia di dunia.  Bukan hanya kita manusia yang lemah saja yang harus melewati ujian dan pencobaan hidup, Yesus pun harus mengalami pencobaan.  Namun Alkitab dengan jelas menyatakan,  "...Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa."  (Ibrani 4:15).  Melihat kondisi Yesus yang sedang lapar setelah berpuasa selama empat puluh hari empat puluh malam Iblis pun mengambil kesempatan untuk mencobai Yesus dengan tiga strategi yang telah dirancangnya.

     Strategi pertama.  Iblis tahu bahwa Yesus sedang lapar, karena itu Iblis menyuruh Yesus untuk melakukan mujizat itu, tapi Dia tidak mudah terkecoh dengan tipu daya Iblis sehingga Ia berkata dengan tegas,  "Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah.", walaupun pada saat itu secara jasmani Yesus sedang merasa lapar dan sangat membutuhkan makanan.  Mengapa Yesus berkata demikian?  Karena firman adalah dasar untuk kita percaya akan adanya mujizat, sebab  "Pada mulanya adalah Firman;  Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah."  (Yohanes 1:1), dan karena firman Tuhan adalah makanan rohani yang memberikan kekuatan iman dalam hidup kita.  Bila menyadari akan hal ini kita tidak akan pernah meremehkan firman Tuhan yang kita baca atau pun dengar.

     Masih banyak orang Kristen yang datang beribadah dengan motivasi yang tidak benar, yang dikejar hanyalah berkat semata dengan berkata,  "Aku mau ibadah ke gereja, siapa tahu aku diberkati.  Aku mau jadi anggota jemaat di gereja yang besar itu supaya bisa cepat kaya seperti mereka."  Inilah bujuk rayu Iblis, membelokkan motivasi banyak orang.

FirmanNya jelas mengatakan,  "Tetapi carilah dahulu KerajaanAllah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu."  (Matius 6:33).

Jumat, 18 Maret 2011

MENJADI MURID YESUS YANG KUAT

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 18 Maret 2011 -

Baca:  Lukas 9:22-27 "Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan menyelamatkannya."  Lukas 9:24

Menjadi orang Kristen tidaklah mudah karena kita mengemban tugas yang tidak sembarangan.  Ketika kita memutuskan untuk percaya kepada Yesus Kristus dan menjadikan Dia sebagai Tuhan dan Juruselamat, status kita adalah murid Yesus.  Sebagai murid Yesus kita wajib melakukan semua perintah-perintah Yesus serta meneladani hidupNya sebagaimana tertulis:  "Barangsiapa mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup."  (1 Yohanes 2:6), sebab untuk itulah  "...kamu dipanggil, karena Kristus pun telah menderita untuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejak-Nya"  (1 Petrus 2:21).


     Sungguh, untuk mengikut Yesus dibutuhkan komitmen yang tidak boleh dibuat main-main karena banyak tantangan yang akan kita hadapi dan kita pun harus melakukan kehendakNya dengan taat.  Ketaatan adalah suatu proses di mana kita bisa dikatakan layak untuk menjadi murid Yesus atau tidak, sebab firman-Nya berkata,  "...Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku."  (Lukas 9:23).  Menyangkal diri dan memikul salib adalah syarat mutlak yang harus dijalankan oleh setiap murid Yesus.  Melalui penyangkalan diri dan pikul salib kita belajar untuk memiliki kerendahan hati dan punya hati yang teachable (bersedia diajar), supaya kita menjadi murid Yesus yang militan: tidak mudah lemah dan pantang menyerah.
     Mengapa kita diijinkan melewati ujian atau tantangan?  Ini adalah untuk membuktikan kemurnian iman kita yang jauh lebih tinggi nilainya dari pada emas yang fana, yang diuji kemurniannya dengan api, sehingga kita beroleh pujian dan kemuliaan dan kehormatan pada hari Yesus Kristus menyatakan diriNya (baca 1 Petrus 1:7).  Dalam mengikut Tuhan Yesus kita pun harus memiliki integritas dan jangan sampai ada kepura-puraan.  Tidak ada kata setengah-setengah atau suam-suam kuku, sebab jika demikian Tuhan akan berkata,  "...Aku akan memuntahkan engkau dari mulut-Ku."  (Wahyu 3:16).  Ada harga yang harus kita bayar!  Banyak orang Kristen yang masih berkompromi dengan hal-hal duniawi.

Tuhan Yesus berkata, "Setiap orang yang siap untuk membajak tetapi menoleh ke belakang, tidak layak untuk Kerajaan Allah."  Lukas 9:62

Kamis, 17 Maret 2011

Jujur = Hancur?

Posted on by saatteduh

– Diambil dari bacaan e-RH (www.renunganharian.net), EDISI 17 Maret 2011

Baca: Amsal 11:3-6
Ayat Mas: Orang yang jujur dilepaskan oleh kebenarannya, tetapi pengkhianat tertangkap oleh hawa nafsunya. Amsal 11:6
Bacaan Alkitab Setahun: Hakim-hakim 16-19
Seorang pemuda miskin tengah mencari pekerjaan ke sana kemari tanpa hasil. Dalam kerisauan, pemuda itu tidak berkonsentrasi mengendari motor bututnya. Akibatnya, tanpa sengaja ia menabrak sebuah mobil mewah yang sedang diparkir. Betapa terkejut dan takutnya ia, karena lampu kanan mobil itu pecah. Dalam situasi sepi, sebenarnya bisa saja pemuda itu melarikan diri. Akan tetapi, ia adalah seorang kristiani yang jujur dan bertanggung jawab. Karena itu, ia mencari pemilik mobil tersebut. Sang pemilik mobil memberinya kartu nama, dan memintanya datang ke kantor untuk menyelesaikan perkara. Tanpa diduga, sang pemilik mobil menawarkan sebuah pekerjaan bagus untuknya, karena melihat kejujuran pemuda ini.
Seandainya kita mengalami peristiwa seperti itu, apa yang akan kita perbuat? Melarikan diri untuk menghindari risiko, atau dengan sikap jujur mau bertanggung jawab dan bersedia menanggung risiko? Di zaman sekarang ini kita semakin sulit menemukan orang yang masih memegang teguh nilai kejujuran. Sebaliknya, yang sering kita ketahui adalah pejabat yang korupsi, pedagang yang curang, karyawan yang mengambil keuntungan secara ilegal, atau orang-orang yang melakukan pungutan liar. Bahkan, tak jarang kita melihat atau mendengar ketidakjujuran terjadi di gereja.
Apakah bagi kita ketidakjujuran adalah suatu hal yang wajar dan biasa dilakukan untuk menghindari risiko akibat perbuatan kita? Ingatlah dan bertahanlah dalam firman hari ini, supaya hidup kita dipimpin oleh ketulusan dan kita menjadi orang yang jujur (ayat 3).

DUNIA BERKATA, “JUJUR BERARTI HANCUR” TETAPI ALLAH BERKATA, “JUJUR BERARTI MUJUR”
Penulis: Petrus Kwik

Selasa, 15 Maret 2011

LAWAN SEMUA TIPU MUSLIHAT IBLIS!

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 14 Maret 2011 -

Baca:  2 Tesalonika 2:1-12

"Kedatangan si pendurhaka itu adalah pekerjaan Iblis, dan akan disertai rupa-rupa perbuatan ajaib, tanda-tanda dan mujizat-mujizat palsu,"  2 Tesalonika 2:9

Sudah sangat jelas bahwa pekerjaan Iblis adalah menghancurkan manusia, sebagaimana tertulis:  "Pencuri  (Iblis - Red.)  datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan;"  (Yohanes 10:10a).  Kita dapat mengetahuinya dengan jelas melalui peristiwa pencobaan yang dialami Ayub.  Sepintas pencobaan yag dialami oleh Ayub ini adalah kesepakatan antara Tuhan dan Iblis, sebab sebelum mencobai Ayub, Iblis terlebih dahulu meminta ijin kepada Tuhan.  Bila Tuhan tidak mengijinkan, Iblis pasti tidak mungkin dapat mencobai Ayub.

     Satu hal yang pasti, Tuhan tidak pernah berkompromi dengan Iblis.  Jika pencobaan itu harus terjadi dalam hidup Ayub, pastilah Tuhan punya rencana yang indah di balik itu semua.  Yang harus kita mengerti adalah bahwa Iblis selalu berusaha untuk menyerang dan menghancurkan kehidupan orang percaya.  Oleh karena itu  "...tunduklah kepada Allah, dan lawanlah Iblis, maka ia akan lari dari padamu!"  (Yakobus 4:7).  Ketahuilah,  "...si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya."  (1 Petrus 5:8).  Pengalaman Ayub ini membuktikan bahwa Iblis tidak dapat 'menyentuh' kehidupan orang-orang benar karena ada perlindungan Tuhan secara sempurna bagi mereka.  Namun bila kita masih bermain-main dengan dosa dan tidak hidup dalam kekudusan kita akan gampang diserang oleh Iblis.  Iblis hanya dapat mengganggu kehidupan orang percaya sejauh itu diijinkan oleh Tuhan, dengan tujuan untuk menguji dan melatih iman kita agar semakin kuat di dalam Dia.  Terlebih di hari-hari menjelang kedatangan Tuhan Yesus yang semakin dekat ini, bala tentara Iblis semakin bekerja ekstra menyesatkan orang percaya dengan segala bentuk tipu dayanya, oleh sebab itu  "Janganlah kamu memberi dirimu disesatkan orang dengan cara yang bagaimanapun jua!"  (Tesalonika 2:3a).

     Ada pun yang menjadi benteng bagi kita untuk melawan si penyesat ini adalah iman kita, Iblis bisa menembus hal-hal lain, tapi ia tidak dapat menembus iman.  Selama kita memiliki iman yang kuat di dalam Tuhan, semua yang kita miliki ada dalam pagar penjagaan Tuhan.

Oleh iman pula kita menyadari selalu ada kehadiran Tuhan di tengah-tengah kita untuk menopang dan menjaga kita!

Sabtu, 12 Maret 2011

Biasa-biasa saja

Posted on by saatteduh 

– Diambil dari bacaan e-RH (www.renunganharian.net), EDISI 12 Maret 2011

Baca : 2 Samuel 11:1-5
Ayat Mas: Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya (1 Petrus 5:8)
Bacaan Alkitab Setahun: Hakim-hakim 1-3
Konon, kebanyakan orang mengingat Tuhan ketika hidupnya berada di salah satu titik ekstrem. Baik itu ketika ia sedang kesusahan, sehingga merasa harus minta tolong kepada Tuhan; maupun ketika ia sedang sangat bergembira, sehingga merasa bersyukur atas kebaikan Tuhan. Akan tetapi, ketika hidupnya sedang “biasa-biasa saja”-ketika semuanya berjalan lancar dan mulus-di situlah kebanyakan orang lupa akan Tuhan, sehingga bisa jatuh ke dalam dosa.
Ini pula yang sempat terjadi dalam hidup Daud. Semasa ia belum menjadi raja dan dikejar-kejar Saul, hidupnya sangat sulit. Namun, pada saat demikian ia justru sangat dekat dan bergantung kepada Tuhan. Banyak mazmur yang ditulisnya pada masa tersebut. Ketika hidupnya kemudian berbalik total pada masa awal menjadi raja, ia pun masih dekat dengan Tuhan. Sayangnya, ketika kehidupan sudah stabil-seperti saat ia bertemu Batsyeba-Daud menjadi lengah. Ia menjadi jauh dari Tuhan, hingga dengan mudah jatuh ke dalam dosa.

Ketika hidup tampak berjalan “biasa-biasa saja”, berhati-hatilah agar kita tidak melupakan Tuhan. Jangan sampai kita merasa tidak membutuhkan-Nya. Ini kondisi yang berbahaya. Untuk itu, kita perlu mendorong diri untuk terus mengingat Tuhan. Caranya? Dengan menyediakan waktu setiap hari untuk merenungkan dan menyadari bahwa segala sesuatu di hidup kita, sesungguhnya adalah anugerah Tuhan. Tak ada satu pun hal yang kita peroleh tanpa Dia mem-berikannya. Dari situ, maka setiap anugerah yang kita terima harus dipakai demi kemuliaan-Nya. Apa pun situasi hidup kita, biarlah kita terus mengingat Dia –ALS

KETIKA HIDUP KITA “BIASA-BIASA SAJA” TETAPLAH INGAT TUHAN

Jumat, 11 Maret 2011

MAU DIAJAR OLEH ROH KUDUS

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 11 Maret 2011

Baca:  Yohanes 14:25-31

"tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu."  Yohanes 14:26

Kehidupan orang percaya adalah kehidupan yang berbahagia karena senantiasa berada dalam pemeliharaan Tuhan.  Tidak ada yang perlu kita takutkan karena ada satu Pribadi yang diutus Tuhan untuk menyertai hidup kita.  Pribadi itu adalah Roh Kudus.

     Roh Kudus memiliki peranan yang sangat penting bagi setiap orang percaya.  Dikatakan bahwa Roh Kudus  "...yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu."  Jadi Roh Kudus yang menuntun, mengajar dan mengingatkan kita untuk selalu melakukan segala sesuatu seturut dengan kehendak Tuhan, karena Dia juga adalah Roh Kebenaran.  Roh Kuduslah yang memberi kita kekuatan dan kemenangan untuk menghadapi tantangan dan pergumulan yang kita alami, karena  "...Roh membantu kita dalam kelemahan kita;  sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa;  tetapi Roh sendiri berdoa untuk kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan."  (Roma 8:26).

     Bagi setiap orang percaya yang menerima Roh Kudus, karunia dan buah-buah Roh akan menjadi bagian dalam kehidupannya seperti tertulis:  "...semuanya ini dikerjakan oleh Roh yang satu dan yang sama yang memberikan karunia kepada tiap-tiap orang secara khusus, seperti yang dikehendaki-Nya."  (1 Korintus 12:11).  Ada pun tujuan diberkatinya karunia Roh Kudus adalah untuk memperlengkapi orang percaya dengan kuasa Tuhan sehingga pelayanannya berdampak.  Tanda dari orang yang dipenuhi oleh Roh Kudus adalah dihasilkannya buah-buah Roh dalam hidupnya, di mana buah-buah Roh itu ada sebagai hasil dari ketaatannya untuk dipimpin oleh Roh Kudus dalam hidup kita, kita mengalami proses pembentukan yaitu harus mau diajar dan dibentuk oleh Roh Kudus terlebih dahulu.



     Kita semua bukanlah apa-apa tanpa penyertaan dari kuasa Roh Kudus, terlebih lagi dalam hal pelayanan.  Petrus, seorang nelayan sederhana, diubahkan hidupnya menjadi luar biasa oleh karena ia memberi diri untuk diajar dan dibimbing oleh Roh Kudus.

Untuk mengalami terobosan rohani bersedialah diajar oleh Roh Kudus!

Kamis, 10 Maret 2011

Siapa Sangka

Posted on by saatteduh

– Diambil dari bacaan e-RH (www.renunganharian.net), EDISI 10 Maret 2011
Baca: 1 Tesalonika 5:23-28
Ayat Mas: Bagi Dia yang dapat melakukan jauh lebih banyak daripada yang kita doakan atau pikirkan, seperti yang ternyata dari kuasa yang bekerja di dalam kita (Efesus 3:20)
Bacaan Setahun : Yosua 19-21

Nyonya Carson sangat berharap anak-anaknya bisa bersekolah, walau ia tidak tamat SD dan harus membesarkan dua putranya sendirian. Ia bekerja mencuci pakaian pada dua ke-luarga. Kemiskinan akrab dengannya. Namun, ia mendoakan kedua anaknya supaya berhasil dalam studi. Dan, mereka berhasil. Bahkan, anak bungsunya menjadi dokter bedah otak ter-nama di Amerika. Dokter pertama di dunia yang sukses menangani operasi bayi kembar siam. Ialah Dokter Ben Carson. Buku-bukunya menjadi berkat. Ia mendirikan banyak yayasan di bi-dang kesehatan dan pendidikan, yang memberi beasiswa untuk anak-anak berprestasi di bidang akademis dan kemanusiaan. Doa sang ibu terjawab lebih dari yang diminta. Siapa sangka?
Paulus akrab dengan jemaat di Tesalonika. Meski isinya tetap mengandung petuah dan teguran, suratnya terasa hangat. Bagi jemaat itu, ia memosisikan diri seperti “ibu” (1 Tesalonika 2:7) dan “bapak terhadap anak-anaknya” (2:11). Banyak harapan dan doanya bagi jemaat ini (1:2; 3:10-13). Di akhir surat pertamanya terselip harapan kuat, yaitu “supaya surat ini dibacakan kepada semua saudara” (5:27). Ia berharap suratnya dibacakan di depan jemaat.
Ternyata selama 20 abad kemudian, surat ini bukan saja dibacakan di depan jemaat Tesalonika, melainkan juga jemaat kristiani di seluruh dunia. Tak hanya menjadi sepucuk surat penggembalaan, tetapi menjadi bagian firman Tuhan. Siapa sangka, Tuhan mengabulkan doanya jauh melampaui harapan sang rasul. Karya-Nya sungguh tak terbatasi. Dia sanggup melakukan lebih dari yang kita minta. Maka, jangan berhenti berharap kepada-Nya. Berharaplah kepada Tuhan tanpa batas; izinkan Dia berkarya dengan bebas –PAD

DI TANGAN TUHAN, SEBUAH HARAPAN KECIL BISA MENJADI BERKAT BESAR

Rabu, 09 Maret 2011

USIR KUASA JAHAT DENGAN DOA

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 9 Maret 2011 -

Baca:  Markus 9:14-29

"Aku sudah meminta kepada murid-murid-Mu, supaya mereka mengusir roh itu, tetapi mereka tidak dapat."  Markus 9:18b

Ayat nas di atas menyatakan bahwa para murid Yesus pernah mengalami kegagalan dalam pelayanannya, yaitu ketika ada seseorang yang membawa kepada mereka anaknya yang menderita sakit ayan dan kerasukan setan.  "Dan setiap kali roh itu menyerang dia, roh itu membantingkannya ke tanah;  lalu mulutnya berbusa, giginya berkertakan dan tubuhnya menjadi kejang."  (ayat 18a).  Ternyata mereka (para murid) tidak dapat menyembuhkan anak itu.  Mereka gagal mengusir roh jahat yang menyerang anak tersebut.  Oleh karena itu ayahnya membawa anak itu langsung kepada Yesus untuk meminta kesembuhan.  Maka bertindaklah Yesus:  "Hai kau roh yang menyebabkan orang menjadi bisu dan tuli, Aku memerintahkan engkau, keluarlah dari pada anak ini dan jangan memasukinya lagi!"  (ayat 25), dan roh jahat itu pun ke luar dari anak itu.  Melihat kejadian itu murid-murid Yesus menjadi sangat tercengang dan terheran-heran melihat bagaimana roh jahat itu ke luar dan meninggalkan anak itu.  Padahal mereka sudah melakukan sebelumnya, tapi gagal.

     Sebagai murid-murid Yesus mereka menghabiskan banyak waktunya bersama-sama dengan Yesus;  ke mana pun Yesus pergi untuk melayani, mereka juga ada di sana.  Namun meski demikian belum tentu mereka peka terhadap apa yang dilakukan Yesus selama ini.  Seharusnya mereka bertanya dalam hati,  "Mengapa pelayanan Yesus begitu luar biasa?  Rahasia apa di balik keberhasilanNya?"  Ternyata pelayanan Yesus berhasil oleh karena doa-doaNyha yang tiada henti.  Kehidupan Yesus penuh dengan doa.  Alkitab mencatat, ketika Yesus berdoa di taman Getsemani, para murid malah kedapatan sedang tertidur pulas dan Ia pun menegur mereka:  "Tidakkah kamu sanggup berjaga-jaga satu jam dengan aku?"  (Matius 26:40b)

     Ketika sebagai manusia, Yesus sangat bergantung kepada BapaNya.  Itulah sebabnya Yesus senantiasa membangun keintiman dengan Bapa karena Ia tidak mempunyai kuasa apa-apa.  Kuasa itu ada di tangan BapaNya yang di sorga.  Demikian juga kita.  Keberhasilan kita dalam pelayanan bukanlah karena kuat dan gagah kita, namun sepenuhnya dari Tuhan melalui doa yang tidak jemu-jemu.

Bila kehidupan kita penuh dengan doa, roh-roh jahat pun dapat kita tundukkan dalam nama Yesus!

Selasa, 08 Maret 2011

JANGAN SEKALI-KALI BERKOMPROMI!

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 8 Maret 2011 -

Baca:  2 Korintus 6:11-18

"Sebab persamaan apakah terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan?  Atau bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap?"  2 Korintus 6:14b

Kepada jemaat di Korintus rasul Paulus dengan tegas menyatakan bahwa antara kebenaran dan kedurhakaan, atau terang dan gelap tidak dapat bersatu atau berjalan beriringan karena satu sama lain saling berlawanan; artinya tidak ada kompromi sedikit pun.  Yang Tuhan kehendaki adalah:  "Keluarlah kamu dari antara mereka (orang-orang yang tak percaya - Red.), dan pisahkanlah dirimu dari mereka, firman Tuhan, dan janganlah menjamah apa yang najis, maka Aku akan menerima kamu."  (ayat 17).

     Sebagai orang percaya kita adalah terang di dalam Tuhan, karena itu kita harus hidup sebagai anak-anak terang.  Ingatlah:  berkompromi dengan dosa hanya membuahkan kegagalan dan kehancuran!  Contohnya seperti yang dialami oleh Yosafat.  Alkitab mencatat bahwa Yosafat adalah salah satu raja yang memiliki nama baik,  "...karena ia hidup mengikuti jejak yang dahulu dari Daud, bapa leluhurnya, dan tidak mencari Baal-baal, melainkan mencari Allah ayahnya.  Ia hidup menurut perintah-perintah-Nya dan tidak berbuat seperti Israel."  (2 Tawarikh 17:3-4).  Tetapi dalam fase hidupnya dia pernah melakukan kesalahan yang sangat fatal yaitu melakukan kompromi!  Dikatakan:  "Ketika Yosafat kaya dan sangat terhormat, ia menjadi besan Ahab."  (2 Tawarikh 18:1).  Yosafat yang percaya kepada Tuhan memiliki besan seperti penyembah berhala.

     Semua ini tidak lepas dari upaya Iblis!  Memiliki besan seorang penyembah berhala adalah kompromi awal yang dilakukan Yosafat.  Berkompromi terhadap hal-hal kecil semakin membawa kita berlanjut pada kompromi pada hal-hal yang lain, yang lebih besar.  Yosafat pun mengijinkan tentaranya berkolaborasi dengan tentara Ahab untuk berperang.  Apa yang diminta Ahab diiyakan begitu saja tanpa bertanya kepada Tuhan terlebih dahulu.  Ketika perang hendak berkobar Ahab berniat untuk meminta petunjuk kepada nabi baal, tapi Yosafat mencari nabi Tuhan.  Meski Mikha bin Yimla (nabi Tuhan) sudah didatangkan, namun firman yang disampaikan oleh Mikha tidak diterimanya.

Banyak yang bisa diteladani dari Yosafat, tapi kesalahannya melakukan kompromi dengan raja yang jahat di mata Tuhan membawanya kepada kesukaran demi kesukaran.

Senin, 07 Maret 2011

Diburu, tetapi tetap bersyukur


– Diambil dari bacaan e-RH (www.renunganharian.net), EDISI 7 Maret 2011
Baca: Mazmur 57
Ayat Mas: Kasihanilah aku, ya Allah, kasihanilah aku, sebab kepada-Mulah jiwaku berlindung; dalam naungan sayap-Mu aku akan berlindung, sampai berlalu penghancuran itu (Mazmur 57:2)
Bacaan Alkitab Setahun: Yosua 10-12

Ada banyak hal yang bisa membuat tempat kerja tidak menyenangkan. Mungkin sang atasan yang bersikap otoriter, atau gemar merendahkan bawahan. Atau, rekan kerja yang suka bergosip, menggunjingkan teman sendiri. Atau, senior yang suka menekan. Atau, alasan lain yang lebih khusus. Jika Anda merasa demikian, mari belajar dari Daud
Lembaga Alkitab Indonesia memberi judul menarik untuk Mazmur 57: “Diburu Musuh, tetapi Ditolong Allah”. Mazmur ini ditulis ketika Daud diburu Saul dan harus melarikan diri ke gua-gua. Ketika itu Daud berseru memohon belas kasihan Allah (ayat 2-4). Ia menceritakan kesulitan yang ia hadapi (ayat 5, 7). Dan, yang menjadi kunci kemenangan Daud adalah: ia terus ber-syukur serta berharap kepada kemuliaan, kasih setia, dan kebaikan Tuhan (ayat 6, 7-12).
Kita mungkin tidak diburu musuh, tetapi diburu atasan yang otoriter, rekan kerja yang tidak mau bekerja sama, atau hal-hal lain yang membuat kita tak nyaman bekerja. Sikap mengomel, menyalahkan keadaan, dan memprotes tidak akan memperbaiki keadaan, bahkan kerap kali justru memperburuk. Ketika kita “diburu” hal-hal demikian, contohlah Daud. Ia berseru kepada Tuhan dan mengandalkan Dia. Ia bersyukur dan berharap pada kasih setia Tuhan. Pada waktu-Nya, Dia mengangkat Daud menjadi Raja Israel.

Kalau Tuhan sanggup menolong Daud, tentu Dia sanggup menolong kita juga. Namun, sudahkah kita mencontoh sikap Daud? Tetap bersikap benar, menjagai hati, dan terus memuliakan Tuhan di tempat kerja? Tidak berkecil hati, dan tetap berpaut kepada Tuhan? –GS


TEMPAT KERJA ADALAH LADANG DI MANA TUHAN MEMINTA KITA TAK HANYA MENCARI PENGHIDUPAN TETAPI JUGA MEMPRAKTiKKAN IMAN

Jumat, 04 Maret 2011

4 Cara Mengenal Cinta Manusia ( Renungan untuk Remaja & Pemuda)

Post by Renungan Harian Remaja

Kategori  tips pacaran

Robert J. Wieland menganjurkan 4 cara untuk mengenal cinta manusia secara alamiah :

1. Tergantung pada keindahan dan kebaikan dari objeknya.
Secara alamiah kita memilih teman yaitu yang baik dan menyenangkan kita.
Kita jatuh cinta dengan pasangan yang berbeda dimana dia berpenampilan fisik baik, menyenangkan, pintar, dan menarik.

2. Tergantung pada kebutuhan.
Dua teman saling mencintai karena mereka membutuhkan satu sama lain. Seseorang merasa kesepian dan kosong bila tidak ada pasangannya.

3. Berdasarkan norma yang sudah ada.
Banyak orang Indonesia, contohnya : Masih mengikuti cara memilih teman hidup sesuai dengan norma yang ada di lingkungannya.

4. Selalu mencari dan mendaki yang lebih tinggi.
Tidak ada seorang pegawai yang mau posisinya tetap, mereka selalu menginginkan promosi. Politisi propinsi ingin mencapai menjadi politisi Negara. Demikian juga mencari pasangan hidup, banyak orang menginginkan hal yang lebih baik dari apa yang sudah mereka raih.

Raja Salomo memenuhi keempat cara yang dikemukakan oleh Wieland pada waktu yang bersamaan, tapi dia bertobat pada akhir hidupnya. Marilah kita mengambil pelajaran dari pertobatan Raja Salomo dalam hati kita dan jadilah bijaksana. Satu hal yang harus anda ketahui bahwa pernikahan adalah rencana Allah bagi kehidupan manusia. Kita tidak bisa menggunakan standar dunia untuk menggunakan pasangan yang terbaik dari Allah. Percayakan pada Allah dan nantikanlah!
Percayakanlah pada Tuhan. “Setiap langkah kesalahan akan diikuti langkah salah lainnya, sampai akhirnya dia merasa tidak dapat melepaskan rantai yang telah mengikatnya”
Bila setiap wanita dan pria mempunyai kebiasaan untuk berdoa dua kali sehari sebelum dia memutuskan untuk memasuki pernikahan, maka dia harus berdoa 4 kali sehari untuk mendoakan pernikahan yang akan dia masuki.  



Perkawinan adalah sesuatu yang akan mempengaruhi jalan hidup dan masa depan kita, baik di dunia sekarang maupun didunia yang baru.

Jangan Tergoda


– Diambil dari bacaan e-RH (www.renunganharian.net), EDISI 4 Maret 2011
Baca: 1 Yohanes 2:15-17
Ayat Mas: Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia (1 Yohanes 2:16)
Bacaan Alkitab Setahun: Yosua 1-3
Dalam film ketiga Narnia, The Voyage of the Dawn Trader, para tokoh utama ditugasi menyelamatkan warga Narnia yang hilang secara misterius. Raja Caspian, Edmund, dan Lucy Pevensie, adalah para pemberani harapan Narnia. Namun, mereka diberi pesan agar tak tergoda oleh apa pun yang mungkin ditawarkan kepada mereka. Nyatanya, godaan itu terus hadir. Lucy yang terobsesi oleh kecantikan kakak wanitanya, digoda oleh tawaran untuk diubah menjadi secantik sang kakak. Edmund, yang tak tahan tinggal bersama paman-bibi yang tak ramah, tergoda tumpukan emas yang bisa membuatnya kaya dan hidup mandiri. Dan, hanya kemenangan atas godaan yang membuat mereka mampu menunaikan tugas.
Di dunia ini, kita pun ditugasi untuk menyelesaikan misi yang Tuhan berikan. Dan, ada pesan serupa bagi kita: jangan teralihkan oleh godaan. Namun segala godaan itu nyata ada, selama kita masih hidup di dunia. Dan, betapa pintarnya Setan menyajikan godaan; ia membujuk kita sedemikian hingga tampaknya godaan itu baik dan benar! Membuat kita merasa tak bersalah melakukannya, sebab seolah-olah ada hal baik yang akan kita peroleh.

Lalu, bagaimana kita dapat menang atas godaan? Pertama, jangan terikat dan terobsesi pada hal-hal yang fana di dunia ini. Kenali dan waspadai kelemahan kita sendiri; di mana kita akan mudah tergoda oleh tawaran dunia—apakah keinginan daging, keinginan mata, atau keangkuhan hidup? (ayat 16). Kedua, kasihi Tuhan lebih dalam dan lakukan kehendak Allah (ayat 17). Banyak membaca firman Allah serta berdoa, dan terus melatih iman, agar kita mengalami kemenangan bersama Tuhan.

TUHAN MENYEDIAKAN SENJATA YANG LENGKAP UNTUK BERJUANG BAGI SETIAP KITA YANG MAU MELAWAN GODAAN SAMPAI MENANG

Kamis, 03 Maret 2011

INDAHNYA PERSEKUTUAN


– Diambil dari bacaan e-RH (www.renunganharian.net), EDISI 3 Maret 2011
Baca: Roma 12:9-17
Ayat Mas: Bersukacitala dengan orang yang bersukacita, dan menangislah dengan orang yang menangis! (Roma 12:15)
Bacaan Alkitab Setahun: Ulangan 31-34
Seorang pemuda kehilangan sepeda motornya yang diparkir di halaman gereja. Ia sangat terpukul. Setelah dua belas bulan mengangsur dengan gaji pas-pasan, sepeda motornya raib! Para pemuda berdoa baginya. Lalu, sebuah pertanyaan muncul: “Mengapa hanya berdoa? Tidak bisakah kita berbuat sesuatu?” Tanpa sepengetahuan si pemuda, puluhan rekannya berusaha mengumpulkan uang. Ada yang menyisihkan penghasilannya setiap bulan. Ada yang berjualan kue. Setahun kemudian, mereka berhasil membeli sepeda motor baru dan diserahkan kepada si pemuda pada persekutuan malam Natal. Momen itu sangat indah. Penuh tawa dan air mata. Baik yang memberi maupun yang menerima, semua dilimpahi berkat Tuhan.

Tuhan sering membentuk kerohanian kita melalui persekutuan. Tak seorang pun bisa memiliki kerohanian yang dewasa semata dengan berdoa, berpuasa, atau mendalami Alkitab secara pribadi. Itu sebabnya, Rasul Paulus meminta jemaat untuk selalu terlibat dalam per-sekutuan. Dalam setiap persekutuan, ada bermacam-macam orang. Ada yang hatinya sedang sesak (ayat 12), hidup berkekurangan (ayat 13), berdukacita (ayat 15), bahkan mungkin ada yang jahat (ayat 17). Tidak mudah mengasihi dan memahami mereka. Konflik dan salah paham biasa terjadi. Namun, justru lewat semua itu kita belajar mengasihi dengan tulus. Belajar menangis dan tertawa bersama. Belajar sehati sepikir.
Tuhan membentuk kita lewat orang lain. Maka benamkanlah diri Anda dalam persekutuan. Di situlah Anda memiliki kesempatan untuk berlatih: Mewujudkan kasih dalam tindakan nyata! –JTI


PERSEKUTUAN BAGAIKAN GUNTING TAJAM YANG TUHAN PAKAI UNTUK MEMANGKAS KEEGOISAN KITA

Rabu, 02 Maret 2011

WARGA KERAJAAN SORGA: Berbeda Dari Dunia


Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 2 Maret 2011 -

Baca:  Filipi 3:17-21 

"Karena kewargaan kita adalah di dalam sorga, dan dari situ juga kita menantikan Tuhan Yesus Kristus sebagai Juruselamat,"   Filipi 3:20

Mejadi penduduk Indonesia berarti kita adalah warga negara Indonesia.  UUD 1945 mengatakan bahwa warga negara Indonesia adalah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara.  Sebagai warga negara kita memiliki persamaan hak dan kewajiban, antara lain hak untuk mendapatkan perlindungan dan kepastian hukum, bekerja dengan perlakuan yang adil dan layak, menyampaikan pendapat, mendapatkan pendidikan dan sebagainya.  Namun kita tidak boleh mengabaikan kewajiban kita yaitu taat kepada hukum.

     Begitu pula kita sebagai orang percaya, Alkitab menyatakan bahwa kita memiliki status kewargaan baru yaitu warga Kerajaan Sorga meskipun saat ini kita masih berada di dalam dunia ini.  Karena status kita adalah warga Kerajaan Sorga, kita pun juga harus memiliki kehidupan yang sesuai dengan hukum-hukum sorga yaitu firman Tuhan, hidup menurut hukum-hukum yang berlaku di sorga.  Berbeda dari dunia!  Inilah yang menjadi kehendak Tuhan!  Dikatakan,  "Janganlah kamu menjadi serupa dengna dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah:  apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna."  (Roma 12:2), meski hal ini membawa satu konsekuensi:  kita dianggap aneh, sok suci dan bahkan mungkin akan dijauhi oleh teman atau kerabat.  Lalu banyak dari kita yang akhirnya tidak lagi memiliki hidup yang 'berbeda', melainkan berkompromi dengan dosa sebagaimana biasa dilakukan oleh orang-orang dunia.


     Memang kita ada di dunia tetapi kita bukanlah berasal dari dunia ini.  Warga Kerajaan Sorga sangat bertolak belakang dengan dunia ini.  Kita tidak bisa berkompromi dengan dosa, baik melalui perbuatan maupun pikiran.  Adalah sangat penting untuk menyadari status kita sebagai warga Kerajaan Sorga, artinya Yesus sebagai Raja di atas segala raja yang berhak memerintah atas hidup kita.

Hidup yang berpadanan dengan firman Tuhan adalah ciri hidup seorang warga Kerajaan Sorga!

Selasa, 01 Maret 2011

Hanya Satu Kata: D O A


Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 1 Maret 2011 -

Baca:  Kisah 4:23-31

"Dan ketika mereka (Petrus, Yohanes dan kawan-kawan - Red.) sedang berdoa, goyanglah tempat mereka berkumpul itu dan mereka semua penuh dengan Roh Kudus, lalu mereka memberitakan firman Allah dengan berani."  Kisah 4:31

Renungan ini tak bosan-bosannya kembali mengingatkan setiap orang percaya bahwa doa itu sangat penting dan besar kuasanya, sebagaimana tertulis:  "Doa orang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya."  (Yakobus 5:16b).


     Alkitab juga menyatakan bahwa sejak zaman dahulu hingga saat ini kekuatan gereja ada pada doa.  Kekuatan dan keberhasilan suatu gereja tidak pada pendetanya yang terkenal, atau gedungnya yang megah dan tinggi sampai menjulang ke langit, atau juga pada hal-hal yang ada di dunia ini, tetapi sepenuhnya pada kuasa Tuhan.  Oleh karena itu gereja harus selalu berdoa dan terus berdoa.  Karena dengan berdoalah ada pertolongan Tuhan dan jawaban dari setiap pergumulan hidup ini.  Kalau kita baca di dalam Alkitab, gereja mula-mula menghadapi banyak sekali ujian, tantangan, aniaya dan berbagai-bagai kesukaran, tetapi mereka tetap kuat berdiri karena mereka menghadapinya dengan doa.  Dikatakan,  "Mereka  (jemaat pertama - Red.)  bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan.  Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa."  (Kisah 2:42).  Mereka bedoa atas dasar iman yang kokoh kepada Tuhan;  mereka percaya bahwa Tuhan yang mereka sembah adalah Allah yang hidup, berkuasa dan sanggup melakukan perkara-perkara besar dan ajaib.  Itulah sebabnya mereka tiada henti-hentinya berseru-seru kepada Tuhan, sehingga apa yang mereka imani terjadilah!


     Bagi gereja-gereja di akhir zaman ini, yang menghadapi tantangan yang semakin berat, tidak ada jalan lain selain harus semakin tekun di dalam doa.  Ketia gereja mula-mula berdoa, Tuhan mendengarkan seruan mereka, sehingga akhirnya Petrus dan Yohanes dilepaskan dari penjara.  Mereka pun berdoa sehingga  "...mereka semua penuh dengan Roh Kudus, lalu mereka memberitakan firman Allah dengan sangat berani."  Karena doa jugalah Roh Kudus bekerja atas mereka sehingga mereka tidak lagi takut atau malu memberitakan firman, melainkan semakin berani.  Tugas dan tanggung jawab gereja Tuhan saat ini adalah berdoa, berdoa dan berdoa!

Tanpa doa gereja tidak akan bertumbuh dan berdampak!