dan umat-Ku, yang atasnya nama-Ku disebut, merendahkan diri, berdoa dan mencari wajah-Ku, lalu berbalik dari jalan-jalannya yang jahat, maka Aku akan mendengar dari sorga dan mengampuni dosa mereka, serta memulihkan negeri mereka.
Sekarang mata-Ku terbuka dan telinga-Ku menaruh perhatian kepada doa dari tempat ini.
Sekarang telah Kupilih dan Kukuduskan rumah ini, supaya nama-Ku tinggal di situ untuk selama-lamanya, maka mata-Ku dan hati-Ku akan ada di situ sepanjang masa.
( II tawarikh 7:14-16 )

Senin, 31 Januari 2011

JANGAN BERHENTI BERDOA!

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 27 Januari 2011 -

Baca:  1 Petrus 4:7-11 

"Kesudahan segala sesuatu sudah dekat.  Karena itu kuasailah dirimu dan jadilah tenang, supaya kamu dapat berdoa."  1 Petrus 4:7

Rasul Petrus mengingatkan kita bahwa kesudahan segala sesuatu sudah dekat, oleh karena itu kita harus banyak berdoa.  Bagi orang percaya, kehidupan setiap hari adalah doa.  Tiap detik, tiap menit, tiap jam, tiap waktu, setiap hari kita harus berada dalam 'roh doa'.  Kita berdoa bukan hanya pada waktu-waktu tertentu saja, tetapi sepanjang hari.  Ingatlah bahwa kita sedang berada di penghujung zaman.  Perhatikan peristiwa-peristiwa yang terjadi saat ini!  Jadi, berdoa adalah suatu keharusan bagi kehidupan orang Kristen.  Menghadapi masa-masa sukar saat ini tidak ada jalan lain selain harus mencari Tuhan!  "Carilah Tuhan dan kekuatan-Nya, carilah wajah-Nya selalu!"  (1 Tawarikh 16:11),  "...sebab tidak Kautinggalkan orang yang mencari Engkau, ya Tuhan."  (Mazmur 9:11b).

     Mari kita belajar dari Daniel, seorang yang tekun berdoa.  "Dalam kamar atasnya ada tingkatp-tingkap yang terbuka ke arah Yerusalem;  tiga kali sehari ia berlutut, berdoa serta memuji Allahnya, seperti yang biasa dilakukannya."  (Daniel 6:11b).  Selama bertahun-tahun ia tertawan di kerajaan lain, namun Daniel tidak putus asa atau berubah sikap tidak lagi setia kepada Tuhan;  ia tetap menjaga hubungannya dengan Tuhan melalui doa yang ia lakukan tiga kali sehari.  Meski sepertinya waktu demi waktu, tahun demi tahun yang ia lewati tidak menunjukkan sesuatu pun terjadi, Alkitab jelas menyatakan bahwa kehidiupan doa Daniel tidak terpengaruh oleh situasi yang ada.  Nyata sekali ada dampak yang luar biasa dari kehidupan doanya:  Daniel tampil sebagai seorang muda yang istimewa dan memiliki roh yang luar biasa sehingga raja pun memberikan kepadanya jabatan yang tinggi (baca  Daniel 6:29), sebab tidak ditemukan sesuatu yang buruk dalam kehidupan Daniel.

     Kesetiaan Daniel dalam hal doa bukan tanpa ujian, justru tantangan yang harus ia hadapi sangat berat;  tapi dia tidak pernah berkompromi.  Karena ketegasannya terhadap dosa, Daniel dimasukkan ke dalam gua singa yang tampaknya menjadi akhir dari segalanya.  Namun justru hal itu menjadi kesempatan bagi Tuhan untuk menunjukkan kuasaNya!

Mari kita bangun roh kita melalui doa, karena dengan berdoa kita sedang melibatkan Tuhan dalam kehidupan kita dan pada saatNya Dia pasti menyatakan kuasaNya atas kita.

Jumat, 28 Januari 2011

*Jawaban Tuhan*

Satu-satunya orang yang selamat dari kecelakaan sebuah kapal terdampar di
pulau yang kecil dan tidak berpenghuni. Pria ini segera berdoa supaya Tuhan
menyelamatkannya, dan setiap hari dia mengamati langit dan mengharapkan
pertolongan, tetapi tidak ada sesuatupun yang datang.
Dengan capainya, akhirnya dia berhasil membangun gubuk kecil dari kayu
apung untuk melindungi dirinya dari cuaca, dan untuk menyimpan beberapa
barang yang masih dia punyai.
Tetapi suatu hari, setelah dia pergi mencari makan, dia kembali ke gubuknya
dan mendapati gubuk kecil itu terbakar dan asapnya mengepul ke langit.
Dan yang paling parah pria itu kehilangan semua miliknya.
Dia sedih dan marah pada Tuhan dan berseru: "Tuhan, teganya Engkau
melakukan ini padaku?" dia menangis. Pagi-pagi keesokan harinya, dia
terbangun oleh suara kapal yang mendekati pulau itu. Kapal itu datang
untuk menyelamatkannya.
"Bagaimana kamu tahu bahwa aku di sini?" tanya pria itu kepada penyelamatnya.
"Kami melihat tanda asap yang berasal dari pulau ini", jawab mereka…
Mudah sekali untuk menyerah ketika keadaan menjadi buruk. Tetapi kita
tidak boleh goyah, karena Tuhan tetap bekerja didalam hidup kita, juga ketika
kita dalam kesakitan dan kesusahan. Ingatlah, ketika gubukmu terbakar,
itu adalah "tanda asap" bagi kuasa Tuhan untuk bekerja. Ketika ada kejadian
negatif terjadi dalam hidup ini, kita harus berkata pada diri kita sendiri
bahwa Tuhan pasti mempunyai jawaban yang positif untuk kejadian tersebut.
Kamu berkata : Itu tidak mungkin.
Tuhan berkata : *Tidak ada hal yang mustahil bagiKu. (Lukas 18:27)*

Kamu berkata : Aku terlalu capai.
Tuhan berkata : *Aku akan memberikan kelegaan padamu. (Matius 11:28)*

Kamu berkata : Tidak ada seorangpun yang mencintai aku.
Tuhan berkata : *Aku mengasihimu. (Yohanes 3:16 ; Yohanes 13:34)*

Kamu berkata : Aku tidak bisa meneruskan.
Tuhan berkata : *Kasih karuniaKu cukup. (2 Korintus 12:9 ; Mazmur 91:15)*

Kamu berkata : Aku tidak mengerti.
Tuhan berkata : *Aku akan menuntun langkah-langkahmu. (Amsal 3:5-6)*

Kamu berkata : Aku tidak bisa melakukannya.
Tuhan berkata : *Kamu bisa melakukan semuanya. (Filipi 4:13)*

Kamu berkata : Ini tidak berharga.
Tuhan berkata : *Itu akan berharga. (Roma 8:28)*

Kamu berkata : Aku tidak bisa memaafkanmu.
Tuhan berkata : *Aku memaafkanmu. (1Yohanes 1:9 ; Roma 8:1)*

Kamu berkata : Aku tidak bisa mengatasi.
Tuhan berkata : *Aku akan menyediakan kebutuhanmu. (Filipi 4:19)*

Kamu berkata : Aku takut.
Tuhan berkata : *Aku tidak memberikan padamu roh ketakutan. (II Timotius1:7)*

Kamu berkata : Aku selalu kuatir dan frustasi.
Tuhan berkata : *Serahkanlah segala kekuatiranmu kepadaku. (I Petrus 5:7)*

Kamu berkata : Aku tidak mempunyai iman yang kuat.
Tuhan berkata : *Aku memberi setiap orang iman menurut ukurannya. (Roma 12:3)*

Kamu berkata : Aku tidak pandai.
Tuhan berkata : *Aku memberikan padamu hikmat. (I Korintus 1:30)*

Kamu berkata : Aku merasa sendirian…
Tuhan berkata : *Aku tidak akan pernah meninggalkanmu. (Ibrani 13:5)*

Wartakanlah ini pada siapa saja yang membutuhkan, Saya percaya ada
saat-saat dimana kita merasa "gubuk" kita terbakar? (John 1:6)

GBU…

Selasa, 25 Januari 2011

BELAS KASIH KEPADA ORANG MISKIN

Selasa, January 25, 2011

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 25 Januari 2011 -


Baca:  Galatia 2:1-10 

"hanya kami harus tetap mengingat orang-orang miskin dan memang itulah yang sungguh-sungguh kuusahakan melakukannya."  Galatia 2:10

Di dalam Yakobus 1:27 dikatakan,  "Ibadah yang murni dan yang tak bercacat di hadapan Allah, Bapa kita, ialah mengunjungi yatim piatu dan janda-janda dalam kesusahan mereka, dan menjaga supaya dirinya sendiri tidak dicemarkan oleh dunia."  Ibadah kita kepada Tuhan tidak hanya cukup terlihat aktif menghadiri kebaktian-kebaktian, terlibat pelayanan di gereja dengan baju seragam yang eyecatching, melalui suara kita yang indah saat memuji-muji Tuhan atau melalui doa-doa yang kita panjatkan dengan bahasa begitu indah sehingga menggetarkan hati setiap orang yang mendengarnya, tetapi ibadah juga merupakan sebuah tindakan kasih kita dalam bentuk nyata.  Banyak di antara kita tampak seperti angels saat berada di gereja, tapi sepulang dari ibadah kita cuek dan don't care terhadap orang lain.  Kasih kita kepada Tuhan hanya dalam bentuk kata-kata tetapi harus juga dalam perbuatan nyata yang kita tunjukkan kepada saudara kita yang miskin.  Inilah kesempatan kita untuk menyatakan kasih.

     Banyak anggota jemaat di Gereja kita hidup dalam kekurangan:  para janda, atau anak yatim piatu, terlantar dan kesulitan biaya untuk sekolah dan lain-lain.  Mereka sangat membutuhkan uluran tangan kasih kita.  Inilah yang disampaikan Rasul Paulus kepada jemaat di Galatia agar mereka juga mau memperhatikan dan membantu orang-orang miskin dalam tindakan nyata.  Kita harus menyatakan kasih kita kepada Tuhan melalui perbuatan kasih dalam bentuk amal dan sedekah.  Firman Tuhan jelas menyatakan bahwa apa yang kita lakukan kepada orang miskin dan berkekurangan adalah bukti bahwa kita mengasihi Tuhan, dan itu sama dengan kita melakukannya untuk Tuhan.  Tuhan Yesus berkata,  "...sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu tidak melakukannya juga untuk Aku."  (Matius 25:40, 45).

     Ini suatu peringatan bagi orang-orang Kristen yang berlimpah secara materi supaya mereka  "...berbuat baik, menjadi kaya dalam kebajikan, suka memberi dan membagi"  (1 Timotius 6:18).  Ingat, iman tanpa perbuatan pada hakekatnya adalah mati!

"Siapa menaruh belas kasihan kepada orang yang lemah, memiutangi Tuhan, yang akan membalas perbuatannya itu."  Amsal 19:17

Sabtu, 22 Januari 2011

KESABARAN: Salah Satu Kunci Kesuksesan

sabtu, January 22, 2011

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 22 Januari 2011 -

Baca:  Roma 12:9-21

"Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa!"  Roma 12:12

Menjadi orang yang sabar, bisa nggak ya?  Pasti bisa.  Harus kita akui bahwa kesabaran adalah salah satu karakter yang dapat menunjang kesuksesan seseorang, tapi tidak mudah untuk dimiliki.  Bagi orang Kristen, memiliki kesabaran itu hukumnya adalah wajib, karena kesabaran adalah bagian dari buah-buah Roh.  Kesabaran itu sebuah kekuatan, bahkan kekuatannya melebihi seorang pahlawan dan orang yang merebut kota (baca  Amsal 16:32).  Ibarat tanaman, kesabaran itu harus dirawat dan dipupuk setiap saat supaya dapat tumbuh dengan subur, dan pada saatnya berbuah lebat.  Bila kita perhatikan, orang-orang yang sukses ternyata adalah orang-orang yang memiliki kesabaran.  Tanpa kesabaran sulit untuk meraih kesuksesan.  Banyak orang yang ingin berhasil dan sukses tapi tidak mau sabar dan tekun;  maunya sukses secara cepat (instant), tidak mau menderita.

     Kesabaran adalah kunci keberhasilan.  Cobalah bertanyalah kepada orang-orang sukses di sekitar Saudara, mereka pasti akan mengakui bahwa tidak ada keberhasilan tanpa kesabaran, karena keberhasilan itu tidak didapat secara kebetulan, melainkan melalui proses tahap demi tahap serta direncanakan dengan penuh kesabaran.  Kesabaran membuat seseorang memandang jauh ke depan.  Kita harus sabar, karena kesabaran menolong kita dari hal-hal yang merugikan diri sendiri.  Kesabaran menolong kita untuk tidak terlibat suatu masalah dengan orang lain seperti tertulis:  "Si pemarah membangkitkan pertengkaran, tetapi orang yang sabar memadamkan perbantahan."  (Amsal 15:18);  Kesabaran menolong kita tetap kuat dalam menghadapi segala masalah dan tantangan yang ada.

     Dalam pelayanan pemberitaan Injil, Paulus harus banyak mengalami ujian dan penderitaan, tapi dia tetap sabar menjalaninya.  "Jika kami menderita, hal itu menjadi penghiburan dan keselamatan kamu;  jika kami dihibur, maka hal itu adalah untuk penghiburan kamu, sehingga kamu beroleh kekuatan untuk dengan sabar menderita kesengsaraan yang sama seperti yang kami derita juga."  (2 Korintus 1:6).  Begitu pula untuk memperoleh jawaban doa dibutuhkan kesabaran untuk menunggu, karena waktu Tuhan bukanlah waktu kita.

Keberhasilan tidak didapat dengan instan, butuh proses yang panjang dan kesabaran.

Rabu, 19 Januari 2011

MENJADI SAHABAT TUHAN. MUNGKINKAH?

Add caption

Rabu, January 19, 2011

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 19 Januari 2011 -

Baca:  Yohanes 14:14-17 

"Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu.  Yohanes 15:14

Memiliki teman karib atau sahabat adalah mudah bagi orang yang berpangkat, terkenal dan juga kaya seperti tertulis:  "Kekayaan menambah banyak sahabat, tetapi orang miskin ditinggalkan sahabatnya"  (Amsal 19:4).  Sebaliknya bagi kita yang susah, miskin, gagal dan terpuruk, sangat mudah ditinggalkan atau diabaikan teman dan sahabat.  Kita merasa sangat rendah dan membayangkan betapa sulitnya orang mau menjadi sahabat kita, terlebih di zaman sekarang ini susah sekali menemukan a real friend, apalagi sahabat yang  "...menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran."  (Amsal 17:17).  Banyak orang berprinsip:  "Asal dia menguntungkan, saya mau jadi sahabatnya.  Kalau tidak, I am so sorry, I say goodble!"

     Mencari sahabat di antara sesama manusia saja begitu sulit, mana mungkin kita bisa mempercayai bahwa Tuhan Yesus, yang adalah Raja di atas segala raja, Tuhan di atas segala tuhan, mau memilih kita untuk menjadi sahabatNya.  Siapakah kita ini?  Tapi dari pembacaan firman hari ini Ia berkata,  "Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku."  (Yohanes 15:15).  Tuhan menggambarkan hubunganNya dengan kita dalam tingkatan yang intim yaitu sebagai sahabat.  Lagi-lagi, Dialah yang lebih dulu memilih kita sebagai sahabatNya, bukan kita.  Suatu anugerah yang tak terkira, di mana Yesus Kristus telah memilih kita untuk menjadi sahabatNya.

     Persahabataan akan terjalin karena di dalamnya ada kasih di antara dua pihak, ada take and give.  Tuhan pun memiliki standar untuk menjalin persahabatan dengan kita.  Itulah sebabnya Tuhan memberikan firmanNya dan hukum-hukumNya itu untuk kita.  Syarat utama persahabaan dengan Tuhan adalah ketaatan kita terhadap firmanNya (ayat nas).  Bersahabat dengan Tuhan berarti mau berjalan dalam terangNya senantiasa karena Ia adalah terang dunia, yang berarti langkah kita seiring dengan langkah Tuhan, berjalan ke mana pun Tuhan menuntun kita.

Sebaliknya jika kita tidak taat melakukan firmanNya, tidak karib dengan Dia dan tetap berjalan dalam kegelapan, kita tidak layak disebut sahabat Tuhan.

Selasa, 18 Januari 2011

PERKATAAN KITA MASA DEPAN KITA

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 18 Januari 2011 -

Baca:  Lukas 6:43-45

"Orang yang baik mengeluarkan barang yang baik dari perbendaharaan hatinya yang baik..."  Lukas 6:45a

Penulis Amsal berkata,  "Hidup dan mati dikuasai oleh lidah, siapa suka menggemakannya, akan memakan buahnya."  (Amsal 18:21).  Ini menandakan bahwa apa yang kita ucapkan, atau perkataan yang keluar dari mulut kita itu angat berdampak karena apa yang kita ucapkan dan kita percayai akan benar-benar terjadi.  Tuhan Yesus berkata,  "Kalau sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja, kamu dapat berkata kepada pohon ara ini:  Terbantunlah engkau dan tertanamlah di dalam laut, dan ia akan taat kepadamu."  (Lukas 17:6)

     Karena perkataan kita itu sangat penting, maka kita perlu memastikan bahwa apa yang kita ucapkan itu sesuai dengan apa yang Tuhan katakan melalui firmanNya.  Memperkatakan firman Tuhan adalah cara yang sangat baik untuk membangun iman kita.  Sebagai orang percaya, setiap kita memiliki kuasa atas kehidupan atau kematian, kemenangan atau kekalahan, berkat atau kutuk, melalui perkataan kita setiap hari.  Mari perhatikan:  apa yang senantiasa kita ucapkan atau gemakan akan sangat menentukan masa depan kita.  Perkataan kita cerminan dari apa yang ada di dalam hati kita sendiri.  Karena itu, kita harus mengisi perbendaharaan hati kita dengan hal-hal yang baik dan benar.  "Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua orang yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji pikirkanlah semuanya itu."  (Filipi 4:8).

     Mengucapkan yang benar akan memberikan pengaruh yang baik dalam setiap area kehidupan kita.  Karena itu kita harus menjaga perkataan iman kita, sebab iman dilepaskan melalui mulut atau ucapan kita dan itu sangat menentukan masa depan kita.  Ketika Musa mengutus 12 orang untuk mengintai negeri Kanaan, hanya Yosua dan Kaleb yang memperkarakan hal-hal baik sebagai perkataan iman.  Sedangkan 10 orang lainnya (mayoritas) memberikan laporan yang negatif atau buruk.  Seluruh rakyat justru terpengaruh dengan laporan yang negatif itu sehingga mereka tawar hati dan menolak untuk memasuki negeri itu.  Akibat dari ketidaktaatan itu Tuhan 'mendidik' mereka di padang gurun selama empat puluh tahun lamanya, sampai semua angkatan yang memberontak itu mati, kecuali Kaleb dan Yosua.

Bangsa Israel mengalami kegagalan karena lebih percaya pada perkataan-perkataan negatif.